Pamitmu beberapa waktu lalu, perihal kau tak akan lagi menemaniku menghabiskan senja untuk sementara. Entah apa yang ada di dalam pikiranmu, untuk rumitnya soal negara, kau rela tak tidur. Terombang ambing kau tak hiraukan, sedangkan mereka dengan mudahnya mengacuhkan. Kau hanya bertopi yang selalu meneduhimu dari terik para penguasa, mereka bermakhkota. Sepatumupun, kumal tak kau rawat. Sementara aku pergi sendiri ke tempat biasa, bisa saja kau sedang tergolek lemah di atas tempat tidur yang penuh sobekan kertas, koran-koran berbulat merah yang kau tandai entah untuk apa. Sesekali aku berpikir, mengajakmu untuk menikmati saja setiap pergantian waktu tanpa harus kesana kemari mencari hal yang kadang tidak pasti. Tetapi ternyata, senjapun sama, suatu hal yang tak pasti. Jadi pergilah aku menengokmu dan menemukan kebenaran bahwa kau tergolek lemah disana dan tidak bisa aku menertawakanmu begitu saja. Sebab semua ada alasan. Bahwa nyatanya langkahmu dan sepatu kumalmu itu beriringan mencari kebenaran.
Wates, 3 Agustus 2016
sepatu kumal
BalasHapusTopi bukan mahkota
HapusKata-katanya bagus yah, seperti baca novel-novel cinta-cintaan gitu dah.
BalasHapusWho is you
HapusDi balik kata-katanya, mengandung arti yang luas. Seseorang yang mencari kebenaran ya?
BalasHapusBelum tau, mencari apa hehe
Hapusmusti menyusun dan merangkai kata nya berulang kali untuk mendapat makna dari setiap kalimat.
BalasHapusSelamat mencoba kak dodon *siapin kopi*
Hapus